Masih Soal Mood

Masih Soal Mood


Hari ini, saya ngetik ini, lagi mood banget. Sekali nulis kok empat tulisan ya, keliatan maruk. Hehehe, mudah-mudahan seterusnya saya bisa istiqomah berbagi cerita di blog.

***29.8.2015
menginjak 26 minggu dan aku beberapa kali kontraksi. sabar sayang, tinggal menunggu beberapa minggu lagi kita pasti bertemu, nak.
sementara ini, bersabarlah tinggal di rahimku. nanti akan ada waktu bagi kita untuk bermain biola, gitar, kencrung, atau mungkin bermain piano (kalau ada keyboard)
bersabarlah sayangku,

berenang renanglah sepuasnya, hirup nutrisi dariku sebanyak banyaknya. 
dan hei... aku sangaaaat bahagia mendengar jenis kelaminmu perempuan dari dokter saat usg semalam. kamu dan aku harus kuat nak. kita adalah wanita tangguh dan super.
maafkan biyungmu ini, jika beberapa kali terlalu asyik bekerja, sampai lupa kau masih ngemut jempol dan bersantai di sana. ya, seharusnya kita bersantai bersama sama, sembari menunggu waktu yang tepat untuk bertemu itu datang.

kita pasti bisa melewati persalinan yang nyaman, damai, tenang, dan menyenangkan nak.
karena bukan hanya aku yang akan berjuang di sana, kamu pun juga. Dan aku percaya, kita bisa menjalani momen persalinan dengan penuh kenikmatan.

Persalinan ini akan berlangsung tiga bulan lagi nak. sebuah persalinan yang sangat indah dan menyenangkan untuk kita. Jadi, bersabarlah sayangku. Mari nikmati momentum indah ini dengan riang gembira, rileks, dan santai. hari ini kita les piano, dan minum kelapa muda... nyamnyam.
well ternyata minum kelapa muda belum kesampaian, malah makan donat hihihi.

hari ini kita bobok siang dengan nikmat setelah les piano. dan kebangun inget laundry. lalu ketemu mbak mbak laundry dan... dapat cerita agak serem soal kakaknya. mudah mudahan kita selalu diberi keselamatan ya sayang.. duh nak, maafkan ibumu ini yang suka lupa waktu bekerja. dua hari ini aku akan libur nak. tenang.. kita bisa istirahat bersama, gimana kalo besok latian biola ?***

Catatan ini saya tulis sewaktu sedang tepar. Iya tepar.

Ceritanya begini.

Di postingan sebelumnya, saya cerita soal kekesalan dan kekecewaan saya dilarang liputan keluar kota (yang waktu tempuhnya cuma sekitar satu jam-an). Saya nangis kan, seharian. Besoknya, saya ke spa ibu hamil bareng bude saya (yang juga lagi hami) dengan harapan habis massage dan spa jadi seger gitu. Tapi saya masih saja jengkel. Akhirnya, saya mengajak suami untuk mengunjungi Bidan Dhian di Purbalingga sembari jalan-jalan sore. Jarak Purbalingga-Purwokerto pun sekitar satu jam, hampir sama aja kalau saya ke Banjarnegara (kota yang harusnya saya ikut seminar itu). Kami pun mengunjungi Bidan Dhian, feeling saya betul. Mood saya membaik. Begitu pulang, saya bisa tidur pulas.

Esok harinya, mood saya semakin membaik karena hari itu saya sedang berulangtahun. Saya sangat bergembira, seperti punya energi yang berlimpah entah darimana. Tapi, agak jengkel juga sama suami karena dia enggak ngucapin selamat ulangtahun di pagi hari kami bangun. Padahal malam sebelumnya saya sudah bilang : "Pak, besok saya ulangtahun."

Suami : "Iya, saya ingat kamu besok ulangtahun."

Saya : "Saya kan jaga-jaga, daripada kamu lupa terus besoknya saya jengkel, marah-marah nggak jelas lagi, mendingan saya ngomong sekarang."

Suami : "Iya, saya ingat kok."

Tapi ya begitulah hehehe, besoknya suami saya lupa. (teteup!)

Akhirnya supaya jengkel enggak berlarut-larut, saya pun pergi liputan. Kali ini, saya ingin liputan yang enggak biasa saya liput (kuliner dan bisnis). Saya pingin liputan ekonomi. Dan kebetulan waktu itu BI (Bank Indonesia) lagi ada acara, kepala BI sendiri yang langsung mengabari saya via wasap. Lokasinya di Pegalongan. Tidak terlalu jauh sih, sekitar 15-20 menit kalalu dari rumah saya naik motor. Sebelumnya, redaktur pelaksana juga memberi info kalau ada acara BI, tapi dia bilang di BBM "Saya aja yang berangkat ges."  Dan saya nggak baca bbmnya karena udah meluncur duluan. Hehehe. Disana saya nyengir ketemu redaktur pelaksana. Dia langsung bilang "Harusnya saya nggak bbm kamu ya. Biar kalau ada apa-apa bukan saya yang disalahin. hehehe."

Saya nongkrong bareng ibu-ibu buruh tani di Pegalongan, Banyumas. Penghasilan rata-rata mereka Rp 600 ribu per bulan (kalau panennya bagus)



Selesai dari Pegalongan, saya meluncur ke Rempoah. Di sana lagi ada acara Baturraden Expo. Ini kayak dari selatan Purwokerto terus ke utara, wusss... kalau Pegalongan-Rempoah, memang agak lumayan. Mungkin sekitar 30-45 menit perjalanan. Saya enggak capek sama sekali, justru sebaliknya, sangat bersemangat dan bergembira.
Semenjak saya hamil dan liputan, memang banyak yang ujung-ujungnya mewawancarai saya karena perut yang membesar hehe. di Pegalongan Bupati sebelum saya tanyai malah nanya duluan "Berapa bulan? udah kelihatan jenis kelaminnya? Dijaga kesehatannya, sudah USG? Mudah mudahn persalinannya lancar"
Nah, di Rempoah, ketemu sama wakilnya dan saya di'wawancarai' dengan pertanyaan yang sama. Hadeuhhh. Ditambah "Hati-hati, jangan kecapekan. Dijaga kandungannya."

Saya diomongi begitu sih, masih belum ngeh. Besoknya baru saya sadar. Saya liputan masih di daerah kota dan di jalan tiba-tiba ada cairan yang keluar dari vagina. Seperti pipis, tapi iya bukan ya?

Saya masih di atas motor. Mendadak perut saya kencang sekali plus mules mules seperti ingin buang air besar. Sampai di TKP liputan, saya pun istirahat, leyeh-leyeh sejenak dan minta waktu buat santai dulu. Saya masih tenang, ketika tenaga pulih saya pun minta waktu untuk mengumpulkan data dan wawancara. Setelah itu, saya pulang naik motor pelan-pelan. Keringat dingin mengucur. Alhamdulillah aman-aman saja di jalan.

Begitu sampai rumah, saya cek celana dalam. Waduh, kok basah semua. Ini cairan apa ya? Masak ketuban? Saya kan baru enam bulan? Tapi saya berusaha tetap tenang. Sementara sambil beristirahat, saya ngetik dan setor berita. Tapi baru nulis dua berita, perut saya mules-mules lagi. Akhirnya saya dan suami ke klinik. Alhamdulillah, masih bisa ketemu dokter kandungan. Saat dicek, air ketuban saya masih utuh. Cairan yang keluar itu adalah keputihan, dan kemungkinan karena infeksi.
Saya pun jadi ingat beberapa minggu lalu saya juga terkena Infeksi Saluran Kencing. Tapi obat tak saya habiskan karena saya pikir itu hanya obat pereda nyeri. Saya ngeyel sama suami tiap di suruh minum obat saya pasti males malesan. Oleh dokter saya disuruh istirahat dulu, lalu menghabiskan antibiotik yang ia berikan dan saya dikasih pereda kontraksi. Kali ini saya enggak ngeyel. Apalagi setelah melihat beberapa artikel soal ISK yang bisa menyebabkan kelahiran prematur.

Cerita mbak-mbak laundry juga menggugah hati saya, membuat saya lebih memberikan banyak waktu untuk beristirahat (meskipun sering nggak ngerasa capek)

Jadi ceritanya, mbak laundry punya sepupu baru datang dari Jakarta dan berencana untuk mitoni di Purwokerto. Mitoni merupakan tradisi jawa saat usia kandungan menginjak tujuh bulan. Namun, begitu tiba di rumahnya ia merasa perutnya mengencang. Sudah periksa ke bidan katanya enggak papa, tapi masih kencengg banget. Akhirnya, ditemani mbak laundry, mereka ke rumah sakit terdekat, dan ternyata... bayinya sudah meninggal di dalam kandungan tiga hari yang lalu.

Saya langsung ngeri dengernya. Mudah-mudahan saya masih diberi kesadaran untuk terus menjaga kesehatan dan ingat beristirahat. Semoga para ibu yang lagi hamil saat ini juga diberi kesehatan dan kemampuan untuk memahami bayi yang dikandung, juga memahami kondisi tubuh.. Aamin...










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Ini Tantangan Mamah Muda Setelah Melahirkan

Orgasme Saat Melahirkan, Emang Bisa?