Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)


Daan catatan corat coret cerita apapun masih saya simpan di handphone. Ini merupakan beberapa diantaranya. Dari yang  hobi banget makan bihun, sembelit, sampai mewek-mewek kalo ditinggal suami di luar kota. Heheu.


***hai nak..
aku kembali sembelit susah pup dua hari. kemarin bener bener nggak bisa pup, tapi hari ini jam 18.30 habis telpon bapakmu, mendadak mules banget kepingin pup. Lalu akhirnya, ta daaa... keluaaaaarrrrrr.
Rasanya legaaaa banget. Pol. Nggak ada kata kata yang pas menggambarkan kelegaan ini. tapi ini luar biasa.
Serunya lagi, tadi malam aku nggak bisa tidur nak. Gelisah, resah, rasanya nggak karuan. badan panas, tapi kalau pakai kipas angin dingin.. nah bingung kan?
jam 02.00 aku bangun, melek dan susah merem. guling sini, guling ke sana, teteup ga bisa. akhirnya ada yang bisik begini "Ges, mungkin si kecil ngajakin kamu salat malam. Gih, salat dua rakaat mumpung sepertiga malam."
Aku kemudian ke kamar mandi, pipis, cuci tangan dan ambil air wudlu. Brrrr, dingin nak. Tapi entah kenapa, tak ada rasa ragu sedikitpun untuk melakukannya. Setelah salat, aku mencoba untuk tidur kembali. Tapi sekali lagi, sulit nak. Aku mendadak terbayang bayang bihun rebus!
Akhirnya dengan sedikit merengek, bapakmu kubangunkan. Kubilang "Aku nggak bisa tidur, kebayang bihun rebus,"
Bapakmu langsung membuka matanya. "Hah? Bihun? Jam berapa ini?"
"Jam tiga Pak, bihun instan yang ada di indomaret juga gakpapa kok yang penting bihun," aku masih kekeuh merengek.
Bapakmu berdiri, memakai jaket dan bersiap... beli bihun!
Karena takut Bapakmu salah beli, aku pun juga ikut. Jadilah kami, dengan kamu yang masih berada di perut, pergi jam tiga pagi untuk membeli bihun instan.
Begitu sampai di indomaret, aku merasa sangaaaat beruntung. ada empat bungkus bihun di sana! langsung kuambil semua. hmmmm, udah kebayang bikin bihun rebus dengan bawang putih keprek yang digongso, nyam nyam...
Akan tetapi, bapakmu ternyata juga kelaparan. Akhirnya ia mampir ke gudeg Pasar Wage. Penantian yang membosankan karena aku harus menutup hidung terus (Bau asap rokoknya ampun!)
begitu sampai di rumah. Aku bergegas mencari bawang putih, dikeprek, lalu sreeengggg.. tumis pakai minyak dikiiit bgt. Setelah aromanya harum, siram air dan cesssssss...
Tinggal tunggu mendidih, lalu masukkan bihun. selesai deh!
Malam itu, aku makan bihun dengan sangat lahap. Habis bis bis lho nak. Dan entah kenapa bihun itu rasanya menjadi sangaaaaat enak. Padahal biasanya aku nggak terlalu suka bihun.
Dan kamu tahu? Setelah makan bihun, aku bisa tidur dengan tenang. Bleg, pulaaaas...***


Memang aneh, tapi enggak tahu kenapa, saya sempet seminggu makan bihun. Tiada hari tanpa bihun. Entah itu bihun kemasan instan, bihun jagung, atau bihun apapun yang penting bihun. Hehehe. Sekarang waktu sudah masuk enam bulan kehamilan sih.. enggak sedoyan itu.


***Siang tadi, badanku masih terasa nggak enak. Batuk nggiglik tak berhenti, tenggorokan pun super amat sangat gatal. keringat dingin terus terusan mengucur.. sampai akhirnya "kruuk kruuuk" perutku bunyi. Uhh, lapar!
Mendadak aku ingat, masih ada gudeg yang dibeli ayahmu, tapi begitu mencium baunya... Mendadak aku nggak selera. huweek!
Akhirnya supaya aku mau makan... Bapakmu yang ganteng itu, membuatkan aku bihun rebus lagi!Hmmm, langsung tandas dan habis dengan cepat. Plus, bihun rebus itu aku beri tambahan rasa dengan perasan jeruk nipis. Slrppp, enak banget nak!
Begitulah ceritanya, hari ini dua kali makan bihun rebus dan malamnya, bisa pup.. Sekali lagi, kuucapkan selamat datang di rahimku nak. Semoga kita selalu diberi kesehatan ya, aku tak sabar ingin lekas bertemu denganmu!
Kecup dan peluk,
:*
Biyunge***

Alhamdulillah, virus doyan-makan-bihun itu hanya bertahan seminggu saja. Setelah itu saya mulai makan normal biasa. Kalau rujak, buah, dan kelapa muda sih hampir tiap hari. Tapi enggak segila waktu doyan bihun hehe. Tiap periksa ke dokter alhamdulillah juga bayi sehat. Mudah mudahan sehat terusss^^


***enggak tahu kenapa jadi semanja ini. cuma ditinggal ke magelang aja kok rasanya pingin nangis.
dan enggak pingin nyalahin 'gawan bayi'
mungkin ini cuma soal bumil yang butuh perhatian lebih. sementara, sangat banyak istri2 diluar sana yang nasibnya lebih sedih. ditinggal sampai berbulan bulan, misalnya. aku harus banyak banyak bersyukur...
dedekku sayang, meskipun kamu belum lahir, kita harus mandiri nak. belajar mandiri ya sayang, karena suatu hari nanti, bukan cuma aku yang sendiri.. kamupun akan tumbuh sendiri. maka jadikanlah momen kebersamaan kita saat ini berharga, nak. betul saat ini engkau bergantung padaku, pada bapakmu, namun demikian sekali lagi, aku yakin kamu adalah anak yang kuat dan tangguh. dan karakter mandiri menjadi bagian dari diri kita nak, selalu :)  ***

Saya lagi-lagi juga kadang heran. Kalau suami di rumah, bawaannya sebel banget. Sengiiiit deh. Bau keringetnya sebel, apalagi kalau udah ngrokok, huh asapnya itu kadang nempel di badannya jadi saya makin sengit. Tapiiii, kalau mau ditinggal keluar kota, mendadak saya mellow. Pernah sih, saya buat enjoy aja. Dibikin hepi, tapi ujung-ujungnya malah sakit. Bahkan waktu usia empat bulan, suami saya peri keluar kota sekitar delapan hari, hampir sepuluh hari sepertinya. Lalu mendadak mual-mual saya makin parah, saya enggak bisa makan dan harus opname lima hari saking tiap kemasukan apapun pasti muntah. Sewaktu opname, saya maunya ditemenin suami, kalau enggak, nggak selera makan. Haduh. Dalam hati saya mbatin, ini bukan aku banget dehhh.

***11.08.2015
selalu menyenangkan, saat bapakmu itu memanggilku ibukecilsayang. panggilan semasa jaman pacaran dan ia pasti kembali memanggilku begitu, kalau kami sedang jauh.
di rumah, lupa. hahahaha
tapi debar debar ini, masih ada. masih begitu terasa saat bapakmu memanggilku begitu. ada debar senang, geli, dan rindu. persis seperti saat pacaran dulu.. mudah mudahan debar debar ini, akan ada terus sampai kami dipisahkan kematian..***

Kalau suami lagi nggak di rumah, rasanya kangen berat. Terus mendadak romantis. Tapi nanti kalau pulang, hih sengiiittt. Hahahaha!

Untuk mengatasi feeling blue karena ditinggal suami saya mencoba berbagai cara. Dari positif thinking, bersyukur, membayangkan ibu-ibu hamil lain yang kadang enggak ketemu suami waktu hamil, dan lain lain. Tapi kok nggak ngaruh.

Akhirnya saya mencoba cara, yaitu dengan membiasakan suami pamit sama anak yang masih di perut. Kadang-kadang sambil diolesin minyak zaitun, suami ngajak anak kami ini ngobrol lalu bilang baik baik kalau dia mau keluar kota. Dulu memang pamit juga sih, tapi cuma pamit biasa. Pamitnya ke saya thok, anaknya enggak. Alhamdulillah, setelah membiasakan pamit ke anak, kemudian memberikan beberapa pengertian, ada perubahan. Mellownya masih sih, cuma saya enggak sampai sakit parah dan diopname.

Dari sini saya belajar, ternyata komunikasi dengan janin sejak dini, itu sangat penting ya buk...
Adakah yang punya cerita sama? Akan sangat  bahagia kalau mau berbagi :)


Salam hangat ngat ngat...

Gesti^^













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tantangan Mamah Muda Setelah Melahirkan

Orgasme Saat Melahirkan, Emang Bisa?