Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Nenen Bapak dan Makan Buntut Cicak

Gambar
Dear anakku Maryam, Setelah kamu dewasa nanti, mungkin kamu akan banyak bertanya seperti apa masa kecilmu. Maafkan jika ibu tidak bisa menceritakan semuanya dengan detail. Untuk itu, ibu membuat catatan pada blog sederhana ini dan mengisinya, selagi sempat. Bukan, bukan karena ibu melupakan tumbuh kembangmu dengan sibuk bekerja. Tapi mamak-mamak multitasking memang rentan banget kena penyakit lupa, hehehe. Ini kamu usianya sekitar 15 bulan. Lagi nungguin Mbah jualan es. Biar laris. Soalnya kalau kamu ikutan mejeng, jadi banyak anak-anak SMP yang pada gemes, terus lama-lama jadi pada beli es deh. Hehehe. Jadi begini Mbak Iyam, beberapa hari yang lalu ada pengalaman menarik dan selalu bikin ibu ketawa kalau inget. Pertama, waktu kamu nenen Bapak. Iya, kamu pernah nenen Bapak! Hahahahahaha. Ceritanya waktu malem-malem kamu mendadak haus. Terus nyariin nenen sambil merem. Nah, kebetulan di sebelah kananmu itu Bapak lagi tidur tanpa memakai kaos, nduk. Mun

Bedanya Bumil di Perkotaan dan Pedesaan....

Gambar
Saya tinggal di kota Purwokerto. Kalau dibilang kota, ya enggak kota metropolitan banget sih. Tapi memang, kemana-mana deket. Ke pusat perbelanjaan tinggal jalan kaki, mau ke rumah sakit pun ga ada lima menit. Banyak pula rumah sakitnya. Bahkan rumah sakit Provinsi yang paling besar pun, jaraknya juga deket banget. Hal ini yang membuat saya di awal kehamilan sangat jarang mengakses fasilitas kesehatan pertama seperti puskesmas. Secara, saya waktu tinggal di Purworejo (daerah Bagelen) puskesmas ya peralatan seadanya banget. Ke sana pun hanya dua kali, waktu keracunan makanan (karena lebih deket ke puskesmas jadi cepet) lalu yang kedua, waktu mau nikah (karena KTP saya masih Purworejo jadi suntik TT pun di sana). Jadi nggak kebayang gitu pergi ke puskesmas. Yang ada di benak saya ya puskesmas itu rata-rata agak (maaf) kumuh, kuno, bangunannya lama dan serem, petugas kesehatannya banyak yang jutek, pelayanannya kurang (kalo kasih obat ya itu-itu aja obatnya sampe apal).

Berdaya Saat Hamil, Seperti Apa?

Gambar
Berdaya di sini maksudnya tetap beraktivitas, olahraga, dan memberdayakan diri. Apa saja sih kegiatan memberdayakan diri saat hamil? Kalau menurut saya memberdayakan diri saat hamil itu, menjaga kehamilan agar tetap sehat, dan olahraga seperti senam hamil, yoga hamil. Buat apa? Penting lho, untuk menjaga stamina saat persalinan nanti. Apalagi latihan pernafasan. Pokoknya, penting banget update ilmu dan mengolah rasa saat hamil. Saya sendiri sudah merasakan saat melahirkan anak pertama. Stamina saya drop, tenaga buat ngeden kurang, dan latihan pernafasan saya gagal. Hehehe. Dengan pengalaman itu, di kehamilan kedua ini saya nggak pingin menyia-nyiakan kesempatan untuk memberdayakan diri.  Waktu ikut kelas kehamilan yang diadakan Puskesmas kecamatan. Acara ini bagus banget. Selain menambah pengetahuan seputar kehamilan, kami juga bebas nanya apapun dengan waktu yang lebih luang. Habis itu kami juga diajak senam hamil bareng. Seru.... hamil pertama belom pernah beginian,

Ngidam Apa Laper Emosi?

Gambar
Ah, siapa bilang hamil kedua segalanya lebih mudah? Justru di hamil kedua ini saya agak susah makan. Mendadak jadi picky eater banget. Bahkan dalam empat bulan pertama, saya enggak pernah masak. Boro-boro, bau masakan aja langsung pusing mau pingsan dan muntah. Alamak.. Plus, saya juga susah makan di rumah. Baru dua sendok udah hoeekkk. Makan lagi, hoeekk. Pokoknya drama muntah-makan selalu terjadi. Biasanya bau bakso langsung ngiler, ini hoeekk. Maunya makan nasi padang, atau makan apapun asal enggak di rumah. Untunglah, ada nasi padang yang gratis buat ibu hamil hehehe. Tapi begitu saya punya satu keinginan, rasanya kepengin makan ituuuu terus. Semisal, sayur leunca+oncom+kemangi. Mendadak pingin, lalu saya bisa seharian makan itu. Habis itu, ya emoh. Atau mendadak pingin makan kiwi. Pernah juga tiba-tiba pingin kupat tahu dengan tauge yang berlimpah, lalu soto. Lalu ketika saya susah makan sayur, mendadak saya pingin banget lalap sayur rebus pakai sambal lutis. Seharia