Enjoy dan Gembira Riang saat Hamil itu Penting


Hamil dan makan junkfood? Memang tidak disarankan, selain itu nggak sehat juga. Tapi saya malah ikut lomba makan burger, dan burgernya ini bukan burger biasa. Namanya monster burger, komposisi beratnya kurang lebih satu kilogram plus kentang goreng yang disajikan terpisah (tapi saya nggak makan kentangnya)

Ceritanya begini, saya mendapat undangan dari Hotel Santika Purwokerto untuk meliput launching menu baru. Di acara itu akan ada lomba makan juga. Nah ternyata, menu baru yang dimaksud adalah Monster Burger! Kemudian, setiap undangan diminta untuk mengikuti lomba. Karena saya berangkat sendirian, saya akhirnya ikut saja. Iseng, ikut meramaikan. Karena saya pikir burgernya burger biasa dan nggak heboh-heboh banget deh gedenya. Tapi begitu disajikan... Dhuarrrrrr. Ini mah porsi buat empat orang aja bisa. Harga resmi Monster Burger ini Rp 125 ribu. Tapi kalau ada yang bisa menghabiskannya dalam waktu dua menit, dikasih free alias gratis, Nggak bayar! Mau coba?



saya dan monter burger yang bakal masuk ke perut. Dibelakang saya peserta lain juga lagi asyik foto-foto


Ukurannya super gede, seperti namanya, monster. Gila, ini mah saya kayanya nggak bakalan habis, batin saya. Tapi peserta lain malah bilang "Wah ini nih bumil, kayanya dia ini yang menang, kita sendirian dia dua orang."

Hu, mereka nggak tahu ya. Orang hamil kan gampang begah, alat-alat pencernaan juga pada keteken rahim yang mulai membesar. Mindset "makan untuk dua orang" itu kok sepertinya nggak tepat menurut saya. Memangnya bayi juga makan sebanyak saya?

Ah tapi sudahlah, saya ikut lomba kan buat iseng-iseng dan bergembira. Siapa tahu dapat juara satu terus dapet hadiah nginep gratis. Bisa bulan madu kedua deh sama suami. Hihihi.

Saya nggak menganggap lomba ini kompetisi betulan, malah jadi seru-seruan. Saya selfie-selfie sama burger super besar itu sebelum lomba dimulai. Beberapa peserta yang berasal dari media, dan perwakilan perbankan juga begitu. Saat burgernya disajikan di hadapan saya, rotinya masih panas dan mengembang, kayak baru keluar dari oven. Jadi bentuknya pun makin kelihatan besar. Yang bikin ngiler adalah tumpukan selada, potongan tomat dan timunnya yang segar. Tapi saat melihat dagingnya, waduh. Besar sekali!

foto-foto narsis sebelum lombanya dimulai. Iya betul, gedenya memang segitu. Harganya Rp 125 ribu. Dan Hotel Santika memberikan free alias gratis kalau bisa menghabiskannya dalam waktu dua menit. Mau mencoba?


 Perlombaan pun dimulai. Semua langsung antusias. Ada yang memotong-motong burger terlebih dahulu, ada juga yang makan rotinya dulu dengan garpu dan pisau. Saya mah sepertinya yang paling bar-bar. Saya langsung makan pakai tangan, dan sasaran pertama adalah roti. Hmm, rotinya empuk dengan taburan wijen di atasnya. Dagingnya saya cemil-cemil, saya bungkus pakai selada dan bawang bombay. Kadang saya makan dagingnya bareng sama tomat plus timun segar. Tekstur daging yang kasar dan agak alot membuat saya pun jadi susah mengunyah. Yang paling menyebalkan adalah nggak sengaja mengunyah taburan blackpepper di daging. Blackpeppernya juga gede, segede kerikil kecil itu.

10 menit berlalu, peserta lain mulai memperlambat ritme makan dan terengah engah. Saya makan dengan sangat pelan dan santai. Malah sambil update media sosial, dan membalas beberapa komentar fesbuk, hehehe. Aturan perlombaan pun cuma satu : burger harus habis. Titik. Tanpa batas waktu minimal. Ya sudah, saya makan sambil menikmati peserta lain yang juga lagi makan.
Dari dua belas peserta, perempuannya hanya dua yaitu saya dan perwakilan dari Bank Mandiri Purwokerto. Itupun dia sudah menyerah duluan setelah makan seperempat. Peserta yang masih bertahan tinggal para bapak-bapak dan saya.

20 menit kemudian,  setengah dari peserta mulai menyerah. Saya masih bertahan, makan dengan tangan, santai dan penuh nikmat. Kadang kadang daging dan sayur saya cocol-cocol di saus sambal yang disediakan. Kadang kadang saya sambil menepuk-nepuk perut dan bilang  "Ayo nak, kita makan bareng nak. Kamu masih mau?" Dan bayi saya merespon, memberikan sedikit tendangan. Hihihi.

Lalu akhirnya pertempuran sengit mulai terasa saat peserta tinggal lima orang. Saya sempet ikut terburu-buru, melihat lawan saya di sebelah sudah hampir habis. Kondisi terburu-buru itu bikin cepet-cepet ngunyah dan nggak santai, malah jadi pingin muntah. Akhirnya saya nggak lagi memaksakan. Ah, nggak juara juga gapapa deh, daripada perutnya sakit kekenyangan. Saya kembali makan dengan santai. Lalu ternyata, habis juga. Hehehe, nggak terlalu bersih memang, hanya sisa dagingnya saja.

saya akhirnya bisa makan Monster Burger dan menyisakan... ya segitu tuh. Yang lainnya masuk perut hehe.



Dan ternyata, saya dapat juara dua! Hehehe. Hadiahnya voucher makan seafood barbeque dan sarapan di Hotel Santika.

GM Hotel Santika Purwokerto, Agus Suyatna memberikan hadiah dan voucher untuk saya. Itu di dalam dus isinya burger lagi! Hahaha

Begitulah ceritanya. Setelah makan Monster Burger, saya rasanya langsung kenyang dan nggak bisa makan apa-apa lagi sampai malem. Tapi saya tetep beli jus buah dan ngemil sayuran supaya perutnya nggak jenuh-jenuh banget. Bahkan saya sempat minum jus sawi yang ternyata ada campuran nanasnya.

Alhamdulillah sampai hari ini saya nulis, perut saya aman-aman saja. Pencernaan lancar. Karena besoknya setelah lomba makan itu, saya pup sampai dua kali. Hehehe. Besoknya lagi, pup dengan lancar dan damai seperti biasa.

Dengan demikian saya pun belajar lagi. Saat hamil, jangan terlalu membatasi dan alergi sama apapun. Boleh kok makan burger, asal nggak berlebihan. Boleh juga kok kalau pingin nanas, asal sedikit aja dan nggak banyak-banyak dan berlebihan. (Kalau saya memang agak berlebihan ya? hehe). Boleh kok kalau mau kemping, asal bisa mengukur tenaga dan kemampuan. Misalnya kemping di bumper Baturraden aja yang aman dan enggak terlalu jauh. Kempingnya cukup semalem aja bareng keluarga, pasti mengasyikkan (saya diajakin bude yang lagi hamil tujuh bulan, tapi enggak bisa ikut karena pas tepar kemarin. hiks)

Enjoy saat hamil itu ternyata sangat penting dan berpengaruh pada kondisi fisik. Kalau gembira dan riang, mood pun jadi oke, beban menghempas begitu saja. Minim keluhan. Bayi pun jadi aktif dan ikut senang merasakan mood saya^^

Saya jadi inget kemarin pas bad mood gara-gara nggak bisa liputan keluar kota. Hasilnya, saya jadi tepar sendiri. Energinya habis untuk pikiran-pikiran negatif. Ini saya makan burger yang beratnya hampir sekilo, fine-fine aja tuh.

Buat apa menyiksa diri dengan banyak aturan ini itu? Toh, kita sendiri yang tahu sejauh mana batas dan kemampuan kita. Ngapain pusing-pusing. Hamil itu harus selalu menyenangkan, gembira riang, dan damai^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Ini Tantangan Mamah Muda Setelah Melahirkan

Orgasme Saat Melahirkan, Emang Bisa?