Trading Saham Ala Emak-Emak...

Udah luamaaaa banget saya pingin nulis soal ini. Tentang trading di mata mamah muda yang masih unyu-unyu seperti saya, ehem.

Apaan sih trading itu? Kalo denger kata trading yang kebayang langsung grafik warna warni memusingkan sama angka entah-apaan yang terus berjalan. Ya kali mamak-mamak sempet mikirin trading? Eh tapi sempet-sempet aja lho.

Pertama kali denger kata 'trading' itu sekitar tahun 2010an deh. Waktu baca novel Perahu Kertas-nya Dewi Dee. Di sana si Keenan nerusin usahanya bapaknya di perusahaan trading. Dhuarrrr.

Lanjut di tahun 2014, saya mak bedunduk cringgg masuk jadi nasabah sekuritas. 
Ceritanya, lagi liputan acara perusahaan sekuritas, terus isi daftar hadir. Lha ternyata doorprize nya akun sekuritas! Dan saya dapet doorpize akun sekuritas plus saldo Rp 500 ribu.

Sudah selesai gitu doang langsung trading? Nope.
Mana ngerti saya mah sama saham, perusahaan sekuritas, apalagi kok trading (maklum..ndeso...). 
Tapi karena penasaran lihat orang-orang pada mantengin layar komputer nonton grafik warna-warni....saya kok jadi kepo.

Apa sih trading saham itu? Dari sini saya mulai tahu. Trading itu jual beli. Trading saham, berarti jual beli saham. Ambil untung dari selisih harga beli dan jual. Misal saya beli sahamnya telkom satu lot 280 ribu, harganya naik jadi 400 ribu terus jual deh.

NB : Indeks harga saham ditulis per lembar, minimal beli satu lot. Satu lot isinya 100 lembar. Kalo harga satu lembar 4ribu, brati satu lotnya 400 ribu.

Nah yang jadi problem, harga saham sama juga kayak emas. Naik dan turun. Terus kapan kita tahu harganya mau naik, atau turun? Caranya : banyak baca berita, belajar analisa.

Buat emak-emak seperti saya, paling enak mantau pasar saham lewat ponsel jam tiga sorean. Soalnya paas bayik tidur. Kalau enggak ya gini nih, dramaa rebutaan hp. Wkwkwkkwk

Apakah trading itu gambling karena harganya berfluktuasi...naik dan turun? Enggak juga. Ada banyak teknik membaca pergerakan harga dari candlestick, fibonacci dll. Jadi nggak sepenuhnya gambling juga. Soalnya pergerakan saham juga punya pola, dan bisa dianalisis. Tergantung saham perusahaannya juga sih.... soalnya ada saham 'gorengan' yang pergerakannya fluktuatif banget.

Hari Kamis (4/11/2016) kemarin saya ketemu ibu-ibu yang ternyata sukak banget sama trading mentrading. Namanya Bu Betta. Lebih kerennya lagi, Bu Betta ini udah pengalaman trading valas. Waaaaaw. Jujur saya belum berani deh kalo trading mata uang. Pergerakannya supeeeer fluktuatif. Jadi harus pantengin terus. Kami kemudian berbagi pengalaman masing-masing.

"Trading itu asyik, kalau kita udah tahu pergerakannya seneng deh. Waktu beli ya beli, jual ya terus jual," kata Bu Betta. Beliau juga bercerita sewaktu trading pernah menggunakan berbagai analisa termasuk candlestick. Bu Betta ini kerja, punya anak juga. Waktu luangnya cuma sabtu-minggu yang dimana di dua hari itu pasar uangnya libuuur. Tapi beliau tetep menyempatkan waktu untuk belajar.

Hingga saat ini, saya pun masih belajar trading saham. Ini beberapa yang saya lakukan dalam proses belajar trading saham :

1. Baca Chart
Kalo pasar modal udah tutup, malem-malem saya ngintip chart perusahaan A atau B, coba-coba bikin garis buat menentukan support dan resistance.

2. Pantau Pasar
Pagi-pagi sambil momong bocah, alih-alih buka media sosial, saya ke pasar modal dulu. Cek harga open, cek berita-berita update terkini. Wah perusahaan ini lagi ada kasus, kayaknya enggak bagus harganya. Hindari ajalah daripada turun nanti *senyum licik*

3. Berkhayal

Karena nggak punya software buat simulasi jual beli saham (alesan, padahal emang ga ada modal wkwkwk), saya kadang-kadang berkhayal beli saham X di harga sekian, terus praktek baca chart dan nyoba prediksi, tembus nggak yaaaa supportnya. Dan ternyata tembus, padahal belinya dalam khayalan. Sakitnya tuh di sini buk..

4. Nonton IDX Channel

Ga wajib sebenernya sih. Yang asyik itu beritanya berbau ekonomi banget, updatenya oke. Kinerja beberapa perusahaan juga dibahas. Malem jumat saya suka nonton analisis saham. Nama programnya mover and shakers. Bisa telpon interaktif juga buat nanya-nanya level support yang aman, buat trading jangka pendek atau jangka panjang.


5. Pantau Berita Ekonomi Makro

Berita ekonomi makro, perkembangan ekonomi global, cukup penting untuk mengkerucutkan kira-kira tren saham apa yang bagus buat investasi. Misalnya, pemerintahan presiden ini programnya banyakan ke pembangunan. Brarti saham perusahaan konstruksi bisa oke nih buat invest.

6. Lihat Sekeliling, Terjun ke Lapangan


Lapangan saya di tukang sayur, di toko ritel. Pasang mata, pasang telinga. Coba-coba lihat produk konsumer perusahaan mana sih yang ngehits di kalangan ibu-ibu? Wah ternyata nugget laku terus. Dalam hati membatin, masak bisanya beli nugget terus, cuma jadi lemak doang. Coba ah, beli perusahaannya. Lewat saham. Harganya juga masih ratusan ribu per lot.



7. Praktek!
Tujuan beli saham itu bisa untuk investasi, atau trading. Saya dua-duanya. Investasi, beli saham terus tutup kuping naik turun dibiarin. Dan trading... buat saya yang utama itu, kalo sudah masuk ke pasar modal tentukan tujuan kita mau investasi, atau trading. Kalau trading mau jangka pendek, menengah, atau jangka panjang? Mau ambil berapa keuntungannya? Mau pilih saham apa buat trading? Mau pakai analisa pakai teknik apa?
Yang jelas, trading saham itu enggak semumet yang dibayangkan..


Saya selalu bermimpi, suatu saat nanti ibu-ibu di Indonesia beli sayur sambil ngerumpiin harga saham, trus berbagi tips dan teknik analisa... duh asyiknya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Ini Tantangan Mamah Muda Setelah Melahirkan

Orgasme Saat Melahirkan, Emang Bisa?