Ketika Tangis Istri Pablo Escobar Pecah



Maria Victoria Henao, istri Pablo Escobar mengusap air mata yang membasahi pipinya. Di usia 60 tahunan, sisa kecantikannya masih terlihat jelas. Duduk di hadapan putra putri dan mantunya, istri Raja Kokain yang melegenda itu nampak begitu rapuh.

Suaranya bergetar, ia meminta maaf kepada anak-anaknya. Meminta maaf sebagai ibu yang tak berdaya. Ia meminta maaf atas luka dan trauma yang ada pada anak-anaknya. Luka yang puluhan tahun masih mengendap dan akan terus membekas entah sampai kapan.

Hidup anak-anak Pablo Escobar jauh dari rasa aman dan tenteram sejak kartel Medellin didirikan dan runtuh. Saat berjaya dan bergelimang harta, mereka punya pulau pribadi dan rumah dengan dinding dua lapis untuk menghindari serangan musuh. Sebentar-sebentar minggat demi lari dari aparat maupun kabur dari orang yang ingin balas dendam.

Saat Pablo Escobar meninggal dan namanya dijadikan buku, film, sampai serial Netflix, semua orang di dunia selalu ingin tahu seberapa besar harta yang ditinggalkan raja kokain untuk keluarganya, mengingat ia pernah jadi orang terkaya ke 7 di dunia versi majalah Forbes.

Pablo digambarkan sebagai penjahat yang hebat, kejam dan tak segan membunuh, menguasai jalur udara, darat dan laut. Punya pesawat khusus sampai pesan kapal selam dari Rusia untuk jualan kokain.

Sejumlah media pun sampai membuat acara khusus perburuan harta Pablo Escobar demi mencari sisa-sisa harta yang konon disembunyikan.

Sayangnya, harta-harta itu tinggal cerita. Harta yang tersisa dari seorang raja kokain saat ini, adalah keluarganya.

Juan Pablo sampai harus mendekam di penjara karena dicurigai terlibat aktivitas kejahatan ayahnya selama satu setengah tahun. Sementara Manuela Escobar mengalami depresi dan gangguan kecemasan hingga ia harus berganti identitas dan menyembunyikan diri dari orang-orang.

Kehidupan mereka jauh dari hingar bingar kekayaan Don Pablo, tidak ada satupun dari mereka yang mengikuti jejak ayahnya apalagi sampai membikin gembong narkoba anyar sekelas kartel Medellin.

Semua bangunan dan pulau Pablo Escobar sudah disita pemerintah, malah saat ini dijadikan tempat wisata.

Apa yang tersisa dari miliaran dollar dan berton-ton kokain?

Anak-anak yang hidup dalam rasa takut, cemas jika suatu saat ada yang datang untuk menangkap mereka atau malah membalas dendam.

Janda yang merasa bersalah karena tak bisa membesarkan anaknya dengan baik, berusaha move on selama puluhan tahun meski kini seluruh dunia seakan menatapnya dengan berbagai penghakiman.

Sebagai ibu dari dua anak yang lugu, Maria hanya melihat Pablo sebagai ayah yang bertanggungjawab dan sayang dengan keluarga. Kalau mereka harus kabur dan minggat mendadak, Pablo hanya ngeles dan menjawab 'mereka itu mau menghancurkan keluarga kita."

Dengan naifnya, kala itu Maria percaya. Ia sama sekali tidak merasa, bahwa bukan polisi -atau rekan bisnis Pablo yang penuh dendam- yang menghancurkan mereka, tapi suaminya sendiri meninggalkan warisan luka dan trauma mendalam, untuk keluarganya.

Berdamai dengan luka memang bukan hal yang mudah, bahkan ketika tangis istri Pablo Escobar telah pecah. Maria mungkin bisa memaafkan, namun ia  tidak akan pernah bisa melupakan hari-hari beratnya yang pernah berlalu dengan penderitaan.

Kepada ibu Maria, penderitaan yang kurasakan mungkin cuma sekecil kutu kupret dibandingkan denganmu.

Tapi membaca kisahmu, setidaknya aku nggak merasa sendirian. Semoga engkau berbahagia dan memaafkan suamimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Susu Tempe dan Puding Tempe, Dih Emang Enak?

Bingung Puting Makanan Apaan Sih?