Sukses Menyusui dengan Puting Datar, Mblesek, Inverted Nipple Karena Hal Ini
Mungkinkah puting tenggelam alias mblesek itu tetap bisa menyusui?
Kalau ndak ada putingnya, lha terus gimana bisa ngenyot si bayi?
Jadi ini adalah pengalaman saya dan mungkin ribuan ibu-ibu lainnya yang berputing datar, maupun berputing mblesek atau bahasa kerennya inverted nipple. Kami tentu saja pernah putus asa karena sungguh sulit mengarahkan bayi nenen ketika puting tidak muncul.
Nipple shield alias puting silikon buatan menjadi andalan. Tapi apa yang terjadi? Puting saya malah luka dan enggak karuan bentuknya. Jadilah saya lepas nipple shield, bayi saya malah makin kebingungan. Ternyata oh ternyata...
Cara menyusui saya salah pemirsahhhh.
1. Saya memegang payudara dengan posisi jari menggunting aerola. Ini membuat aliran ASI jadi ndat ndut gak lancar. Pantes anak saya ngamuk besar. Yang benar adalah C hold atau U hold, bisa googling untuk jelasnya. Posisi jari menggunting aerola digunakan untuk ibu menyusui yang asinya super deraaas, jadi ga bikin baby keselek.
2. Saya terlalu fokus biar anak nenen di bagian puting, padahal yang betul anak harus nenen dan menghisap di bagian aerola dengan pelekatan yang baik.
3. Saya stres dan menyalahkan diri saya karena puting mblesek, saya jadi enggak bisa menyusui. Padahal menyusu itu gak butuh puting besar!
Ketika saya pasrah dan berserah, dengan luka puting yang menganga, saya cuma bisa nangis setiap menyusui (dan ini salah, karena produksi ASI justru jadi makin seret kalau yang punya gentong mellow-mellow sampai nangis).
Hingga saya akhirnya bisa sukses menyusui hanya karena hal ini:
1. Rileks dan pasrah. Berhenti kepo media sosial orang atau artis yang bikin diri sendiri baper.
2. Memastikan pelekatan bayi dengan baik dan berhenti menggunakan nipple shield.
3. Makan minum secukupnya, sebutuhnya, semaunya, tanpa takut gemuk atau tanpa ditarget harus sekian piring, sekian galon.
4.Gak mikirin ASI sama sekali. Sama sekali. Nyusuin ya nyusuin aja udah gitu doang.
5. Menyempatkan waktu untuk olahraga setelah melahirkan (senam nifas, peregangan, jalan-jalan pagi).
Ya ampuuuuun. Anak kedua alhamdulillah beneran full ASI tanpa kendala yang berarti, dan itu semua terjadi karena saya begitu santai, tidak cemas dan gampang khawatir.
Banyak para ibu yang akhirnya menyerah karena sulitnya menyusui dengan inverted nipple. Well, Anda tidak sendirian, moms. Saya pun mengalami kesulitan yang sama.
Jadi buat para ibu yang memiliki kendala serupa, yuk mari bersantai. Biarkan dirimu me time sejenak. Rutinitas menjadi ibu yang baru punya bayi memang cukup melelahkan, jangan lupa, ibu juga manusia yang butuh rehat :)
Ketimbang kepo medsos artis dan selebgram IG, mendingan gabung ke beberapa komunitas ibu menyusui di medsos ya mak :D
UPDATE:
Jika dirasa masih kesulitan juga, silakan hubungi klinik laktasi terdekat untuk cek apakah ada lip tie atau toungue tie pada bayi. Karena dua hal itu cukup membuat proses menyusui jadi susah, bukan karena putingnya datar dan mblesek. Tetap semangat yaa moms :)
Kalau ndak ada putingnya, lha terus gimana bisa ngenyot si bayi?
Jadi ini adalah pengalaman saya dan mungkin ribuan ibu-ibu lainnya yang berputing datar, maupun berputing mblesek atau bahasa kerennya inverted nipple. Kami tentu saja pernah putus asa karena sungguh sulit mengarahkan bayi nenen ketika puting tidak muncul.
Nipple shield alias puting silikon buatan menjadi andalan. Tapi apa yang terjadi? Puting saya malah luka dan enggak karuan bentuknya. Jadilah saya lepas nipple shield, bayi saya malah makin kebingungan. Ternyata oh ternyata...
Cara menyusui saya salah pemirsahhhh.
1. Saya memegang payudara dengan posisi jari menggunting aerola. Ini membuat aliran ASI jadi ndat ndut gak lancar. Pantes anak saya ngamuk besar. Yang benar adalah C hold atau U hold, bisa googling untuk jelasnya. Posisi jari menggunting aerola digunakan untuk ibu menyusui yang asinya super deraaas, jadi ga bikin baby keselek.
2. Saya terlalu fokus biar anak nenen di bagian puting, padahal yang betul anak harus nenen dan menghisap di bagian aerola dengan pelekatan yang baik.
3. Saya stres dan menyalahkan diri saya karena puting mblesek, saya jadi enggak bisa menyusui. Padahal menyusu itu gak butuh puting besar!
Ketika saya pasrah dan berserah, dengan luka puting yang menganga, saya cuma bisa nangis setiap menyusui (dan ini salah, karena produksi ASI justru jadi makin seret kalau yang punya gentong mellow-mellow sampai nangis).
Hingga saya akhirnya bisa sukses menyusui hanya karena hal ini:
1. Rileks dan pasrah. Berhenti kepo media sosial orang atau artis yang bikin diri sendiri baper.
2. Memastikan pelekatan bayi dengan baik dan berhenti menggunakan nipple shield.
3. Makan minum secukupnya, sebutuhnya, semaunya, tanpa takut gemuk atau tanpa ditarget harus sekian piring, sekian galon.
4.Gak mikirin ASI sama sekali. Sama sekali. Nyusuin ya nyusuin aja udah gitu doang.
5. Menyempatkan waktu untuk olahraga setelah melahirkan (senam nifas, peregangan, jalan-jalan pagi).
Ya ampuuuuun. Anak kedua alhamdulillah beneran full ASI tanpa kendala yang berarti, dan itu semua terjadi karena saya begitu santai, tidak cemas dan gampang khawatir.
Banyak para ibu yang akhirnya menyerah karena sulitnya menyusui dengan inverted nipple. Well, Anda tidak sendirian, moms. Saya pun mengalami kesulitan yang sama.
Jadi buat para ibu yang memiliki kendala serupa, yuk mari bersantai. Biarkan dirimu me time sejenak. Rutinitas menjadi ibu yang baru punya bayi memang cukup melelahkan, jangan lupa, ibu juga manusia yang butuh rehat :)
Ketimbang kepo medsos artis dan selebgram IG, mendingan gabung ke beberapa komunitas ibu menyusui di medsos ya mak :D
UPDATE:
Jika dirasa masih kesulitan juga, silakan hubungi klinik laktasi terdekat untuk cek apakah ada lip tie atau toungue tie pada bayi. Karena dua hal itu cukup membuat proses menyusui jadi susah, bukan karena putingnya datar dan mblesek. Tetap semangat yaa moms :)
Komentar
Posting Komentar