The Power of Barter: Pengalaman Nuker Koran Sama Sayuran



Saya pernah tidak punya uang sama sekali. Tapi saya tetap bahagia. Kebahagiaan ini sangat terasa saat bisa menukar setumpuk koran dengan sayuran. Sungguh indah kekuatan barter itu. Mendapatkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan.

Di dekat rumah saya, ada seorang penjual sayuran. Beliau biasa disapa dengan nama Yu Nar. Tiap ada yang belanja sayur, Yu Nar jarang membungkus bawang putih, bawang merah dan cabai dengan plastik. Ia pasti pakai koran. Pun kalau ada brokoli, biasanya digulung-gulung dengan koran bekas.


Tumpukan koran yang akan ditukar sayur.


Hal itu saya perhatikan setiap kali saya belanja. Pernah beli cabai dan bawang cuma Rp 5 ribu, nanti sama Yu Nar diambil itu cabai sejumput, bawang sejumput, masukin ke koran bekas. Lipet-lipet terus masuk ke tas belanjaan sayuran.

Iseng saya tanya ke Yu Nar. “Butuh koran nggak Yu Nar?” suatu ketika, saat saya lihat tidak ada koran di belanjaan saya. Beliau mengangguk. Saya bergegas mengambil tumpukan koran dari rumah. Koran masih bersih, baru dua tiga kali dibaca.
Yu Nar. Terimakasih banyak Yu Nar!


Koran itu saya serahkan ke Yu Nar dan beliau memberi saya sayuran. Kadang tempe, tahu, atau sawi. Pernah saya dapet tempe dan saya jadikan susu tempe waktu anak saya merengek minta susu (tapi gak bisa beli susu, hehehe).

Saya kadang menurut saja korannya mau ditukar dengan apa, sama Yu Nar. Tapi kami juga sering tawar menawar sebagai bagian dari rutinitas penjual-pembeli (udah jadi mamak-mamak kalo nggak nawar rasane gimana gitu wkwkkwk).

Setumpuk koran itu kadang ditimbang sama Yu Nar. Kadang tidak ditimbang. Ya suka-suka Yu Nar deh, saya mah asik-asik aja. Bisa dapet tempe sepotong sama sayur sop-sopan sebungkus aja udah syukur. Hehehe.

Pagi ini di tanggal tua, saya dapet tahu, brokoli dan sejumput cabai dari barter tumpukan koran. Yeeeayy! Terima kasih Yu Nar :*

brokoli segar dan tahu, sejumput cabai hasil barter. Horeeee
Bagi saya, tidak punya uang bukan hal yang mengerikan. Tidak punya uang, bukanlah akhir dari segalanya. Bertahan hidup bisa dilakukan dengan berbagai cara, dan saya memilih barter!


NB: Ternyata mertua saya juga suka barter koran sama Yu Nar. Hehehe..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita-ceritanya Bumil (Lagi)

Susu Tempe dan Puding Tempe, Dih Emang Enak?

Bingung Puting Makanan Apaan Sih?